Rabu, 01 Juni 2011

Pondasi Dalam

Pondasi dalam adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter dan biasa digunakan pada bangunan – bangunan bertingkat.

Jenis pondasi dalam, yaitu

1) Bore pile

` Bore pile adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter.Digunakan untuk pondasi bangunan – bangunan tinggi.Sebelum memasang bore pile, permukaan tanah dibor terlebih dahulu dengan menggunakan mesin bor. Hingga menemukan daya dukung tanah yang sangat kuat untuk menopang pondasi.Setelah itu tulang besi dimasukan kedalam permukaaan tanah yang telah dibor, kemudian dicor dengan beton.Pondasi ini berdiameter 20 Cm keatas.Dan biasanya pondasi ini terdiri dari 2 atau lebih yang diatasnya terdapat pile cap.








2) Tiang pancang / Paku bumi

Tiang pancang pada dasarnya sama dengan bore pile, hanya sja yang membedakan bahan dasarnya.Tiang pancang menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan langsung ketanah dengan menggunakan mesin pemancang.Karena ujung tiang pancang lancip menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses pengeboran.

Pada pondasi tiang pancang ini, dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

1. Point Bearing Pile (pondasi yang bertumpu pada lapisan taah keras)

Pada kondisi ini, tiang dianggap bertumpu pada lapisan keras dengan nilai qc = 200 kg/cm2

2. Friction Pile (pondasi yang mengandalkan lekatan tanah)

Mengingat lapisan tanah keras berada jauh di dalam tanah, maka daya dukung tiang pancang dihitung berdasarkan rumus :

Ptiang = (A.qc)/3 + (O.τ.qc)/3

Dimana:

A adalah luas penampang tiang

Qc adalah tegangan konus tanah keras (qc = 200 kg/cm2)

O adalah keliling penampang tiang

τ adalah Jumlah Hambatan Pelekat (τ = 0,2 kg/cm2)



Sumber : http://engineerwork.blogspot.com

Collapse

Collapse (Soft Storey Effect)

Mengapa terjadi kolaps?

A. Berat bangunan di bagian atas tidak sebanding dengan kekuatan penyangga di bawahnya

Berat bangunan di bagian atas tidak sebanding dengan kekuatan penyangga di bawahnya, apalagi kalau ruang bawahnya kosong dan hanya berisi tiang-tiang saja, sehingga tingkat kekakuan di bagian atas jauh lebih besar dengan di bagian bawah. Dalam keadaan tenang, bangunan tersebut aman-aman saja. Tetapi ketika diguncang gempa dan terjadi getaran, maka beban yang berat di bagian atas berubah menjadi gaya yang ikut menggoyang struktur di bawahnya yang lemah. Karena dari bagian bawah pondasi digoyang langsung oleh gempa dan dari bagian atas digoyang oleh berat bangunan, maka struktur di lantai bawah tak kuat dan akhirnya kolaps. Inilah yang disebut “soft storey effect”.

soft storey effect yaitu kondisi kekakuan struktur dan berat bangunan di bagian atas jauh lebih besar dibandingkan dengan kekakuan struktur di bawahnya. Peristiwa ini sangat penting menjadi perhatian kita semua, karena di bangunan yang banyak dikunjungi publik, lantai bawahnya seringkali dipakai tempat parkir sehingga sengaja dikosongkan dan hanya ada tiang-tiang belaka.

Maka, harus ada perlakuan khusus untuk situasi semacam ini.


B.sambungan-sambungan antara balok dan tiang-tiang tidak dilakukan dengan benar

Kolaps juga dapat terjadi ketika sambungan-sambungan antara balok dan tiang-tiang tidak dilakukan dengan benar. Pada saat terjadi gempa, sambungan-sambungan tersebut tidak kuat menerima gaya tarik dan goncangan dari segala arah sehingga akhirnya putus di tempat tersebut.


Sumber :

http://teknologi.kompasiana.com

Senin, 25 April 2011

GEOLOGY PERTAMBANGAN

GEOLOGY PERTAMBANGAN

INFRASTRUKTUR JAKARTA

INFRASTRUKTUR JAKARTA



Foto ini diambil dari Stasiun Juanda..